Mundurnya Bernhard Limbong dari jajaran calon Ketua Umum PSSI pada Sabtu (2/11/19) menimbulkan gejolak di dunia sepak bola Indonesia. Berita yang beredar di tengah padatnya jadwal bola Liga 1 Shopee tersebut tentu bukan sekedar berita sensasi. Ada alasan besar mengapa Limbong memilih tidak melanjutkan proses pencalonan yang sedang Ia jalani.
Limbong mengumumkan pengunduran diri tepat menjelang Kongres Pemilihan Ketum PSSI dimulai. Ia memang hadir di Hotel Shangri-La, Jakarta, tempat penyelenggaraan kongres. Namun, Ia tidak memasuki ruangan kongres dan justru mengumumkan keputusannya tersebut.
Ia menyatakan bahwa per tanggal 2 November 2019, Ia resmi mundur dari bursa pencalonan Ketum PSSI. Ia mengaku tidak sanggup terlibat aktif di PSSI di waktu-waktu sekarang ini. Mantan Ketua Komisi Disiplin PSSI tersebut resmi mundur dan tidak memihak kepada salah satu calon. Saat diminta pendapat mengenai prediksi pun, Ia hanya menjawab tidak bisa memprediksi siapa yang akan menjadi Ketum PSSI. Sebelum kongres selesai, Ia tidak dapat menduga hal tersebut.
Dua Alasan Besar Mengapa Bernhard Limbong Memilih Mundur
Berdasarkan informasi yang beredar dalam laman update live skor bola, ada dua alasan besar mengapa Bernhard Limbong memutuskan untuk mundur dari proses pencalonan tersebut. Keputusan yang Ia ambil berkaitan dengan profesi dan politik uang. Ia mundur sebab pesimis bisa mengatasi kedua masalah tersebut.
Ia menjelaskan bahwa jabatan sebagai Ketum PSSI harus dilaksanakan full time. Tidak bisa dilakukan. Sesuai dengan instruksi Presiden yang beredar di jadwal bola, bahwa Ketum PSSI tidak boleh terganggu dengan kesibukan lain. Sehingga siapapun yang terpilih harus rela meninggalkan segala jabatan dan atribut yang dimiliki saat ini.
Bernhard Limbong mengaku tidak mampu memenuhi tuntutan itu sebab Ia mengelola bisnis yang mempekerjakan ribuan karyawan. Ia bahkan harus sering melakukan perjalanan ke luar negeri dan luar kota. Ia juga merasa memiliki kewajiban untuk terus membukan lapangan pekerjaan lainnya.
Ia tidak ingin munafik sebab tak memiliki waktu lagi untuk mengurus PSSI. Ia berharap siapapun yang terpilih adalah sosok yang benar-benar bertekad mewujudkan cita-cita masyarakat tentang dunia sepak bola Indonesia. Bukan di PSSI tempatnya jika ingin mencari uang ataupun popularitas.
Alasan kedua yang juga menjadi penyebab Bernhard Limbong mundur adalah kenyataan bahwa praktik politik uang masih terjadi di dalam tubuh PSSI. Sesuai dengan berita update taruhan bola online Ia mengaku pesimis mampu meraih suara mayoritas. Budaya money politic masih kuat sebab Ia mengaku kehilangan voters hingga 50%. Jauh sebelum kongres dimulai dukungan untuk Bernhard Limbong terkumpul cukup banyak, hingga lebih dari 10 suara. Namun saat menjelang kongres, para voters justru sulit sekali dihubungi. Padahal biasanya, para voters lah yang menghubungi dirinya secara intens.
Menurutnya hal ini sangat janggal dan mengindikasikan telah terjadi money politic. Pada akhirnya Ia merasa bahwa peluang dirinya menjadi Ketum terus mengecil. Ia memilih tidak menuduh siapapun terkait kejadian ini. Ia juga menyatakan para pendukung setianya bebas memilih calon lain, Ia tidak ingin ikut campur lagi terkait pemilihan Ketum PSSI.